Sastra Indonesia tidak perlu makelar-makelar kulit putih

oleh Theodora Sarah Abigail diterjemahkan oleh Mikael Johani Penulis Indonesia sudah lama diwakili makelar-makelar kulit putih di panggung internasional. Masalahnya, apakah sebenarnya kita perlu mereka? Banyak orang asing menyimpan gambaran di dalam kepala tentang Indonesia yang primitif, penuh kampung kumuh, sungai-sungai kotor dan gunungan sampah. Jikapun mereka punya bayangan baik tentang Indonesia, paling terbatas gubukContinue reading “Sastra Indonesia tidak perlu makelar-makelar kulit putih”

pergi

rené char kebun mimosa memenuhi punggung bukit di dekat desa itu. pada waktu panen, mungkin saja terjadi, di sebuah tempat tak jauh dari situ, kau menjumpai seorang gadis berbau harum, yang kedua tangannya telah sibuk seharian di antara ranting-ranting mimosa yang rapuh. seperti lampu yang meninggalkan aroma parfum, gadis itu berjalan gegas. matahari terbenam diContinue reading “pergi”

gadis yang diam diam jatuh cinta

rené char gadis itu telah mengatur meja, kemudian membayangkan dengan sempurna apa yang sebentar lagi akan dikatakan oleh lelaki yang duduk di seberangnya. lelaki itu akan memandangnya lekat, dan berbicara dengan suara begitu halus. makanan yang terhidang di antara mereka bagai mulut sebuah obo. di bawah meja, pergelangan kakinya yang telanjang membelai kehangatan lelaki itu,Continue reading “gadis yang diam diam jatuh cinta”

cinta menurut seorang penganyam keranjang

rené char aku mencintaimu. aku mencintai wajahmu, musim semi yang merahasiakan badai, lambang kekuasaanmu atas seluruh ciumku. orang lain percaya kepada imajinasi tanpa cela. buatku, aku cuma ingin selalu menuju ke arahmu. dari keputusasaan kubawa keranjang yang begitu kecil, cintaku, mereka menganyamnya dari rerumputan. *judul asli la compagne du vannier

7 kelahiran, 3 kematian, dan 1 imigran

Courtney Sina Meredith terjemahan oleh Mikael Johani   Gaun 3 Euro di K Road katun hitam tanpa beha.   Musuh bebuyutanku di ujung jalan sementara laki laki yang menggenggam tanganku tadi malam menambahku jadi teman di Facebook.   Kota ini telah menjadi tubuh yang lain kulit yang membentang seperti kolam renang kuterjun dan kucium seutuhnya.Continue reading “7 kelahiran, 3 kematian, dan 1 imigran”

sepasang

Nostalgia = Transcendence Toeti Heraty Nostalgia is transcendence, yes, it’s another play on words and foreign words at that but everything is foreign now everything is an illusion let’s get back to nostalgia it is also, a loss, shadows in our memory which have lost their terror, irony has pillowed them the present in flashbackContinue reading “sepasang”

aphrodite is a pub full of ayams in pasar festival part 1*

banyak yang percaya kepada bintang. Quinamid misalnya putra seorang ahli astrologi dari Dardan yang malas menghiraukan nasihat bapaknya dan pergi ke Troya naik taksi Putra. puff * kata Odysseus kepada pasukan Yunani: ‘Hektor tidak pernah pergi berperang sejauh ini dari Troya. kita harus pancing dia keluar lebih jauh lagi. kalau bisa lewat menara Raja Ilus.Continue reading “aphrodite is a pub full of ayams in pasar festival part 1*”

Madeleine menungguku*

Aku baru selesai makan makan malam dengan temanku Jean Villeri, si pelukis. Sudah jam sebelas lebih. Aku sudah di dalam metro menuju rumah. Ganti kereta di Trocadero. Badanku terasa berat dan capek, namun aku merasa senang mendengarkan suara kakiku di terowongan stasiun. Tiba-tiba, seorang perempuan yang sedang berjalan ke arah berlawanan menyapaku, kelihatannya ia telahContinue reading “Madeleine menungguku*”

akenuruba/kururu mono to wa/shiri nagara/nao urameshiki/asaborake kana*

hari masih subuh. aku tahu malam bakal datang lagi, aku benci hari ini. *oleh Fujiwara No Michinobu, diterjemahkan dari versi Inggris Kenneth Rexroth: In the dawn, although I know/It will grow dark again,/How I hate the coming day.

Sous la lune brilliante / je rentre chez moi en compagnie / de mon ombre*

Di bawah terang bulan Aku berjalan kembali ke kamar Bayanganku jadi satu-satunya teman     *oleh Yamaguchi Sodo, kutemukan dalam sebuah antologi puisi Jepang klasik versi Prancis terbitan Gallimard yang kutemukan di rak poésie sebuah kafe francophile (kemahalan, makanan biasa-biasa aja, goat cheese kok rasanya kaya feta) di Ubud.