aku datang untuk menonton tebu orang lain tiba menjadi orang-orangan ada burung menggenggam udara dan ulat-ulat kecil di langit udara setipis kertas ada kepala-kepala berterbangan emas meleleh di dalam dada membeku menjadi punggung ada bocah menunggu dinosaurus ular melintas punggung kakinya jalan lumpur perak purnama siapa tahu besok malam ia seorang pengkhayal kawakan strip kuningContinue reading “hut”
Category Archives: Indonesian
tidak ada poetry
sebuah lorong di bawah rel kereta api yang bukan tempat tinggalku, sampah yang menghitam dari api dan sikap acuh pejalan kaki, semprotan DDT yang sebentar aku kira asap sate, tidak ada poetry. aku berjalan tegap lurus ke depan, sol sepatuku kulit, hand-made, mengetuk aspal seperti bosan, tidak ada poetry. aku berjalan menggandeng anakku perempuan, menghindariContinue reading “tidak ada poetry”
classical rhetoric for the modern student
kelelahan cuma buat menunda waktu untuk mengakui kekalahan seperti payung dibentangkan untuk melindungi punggung yang terlanjur basah sosokmu melintasi kuburan di bawah awan yang menggerayang kesedihan père lachaise yang membusuk di petamburan tidak ada lagi jalan, hanya badan badan yang ditumpuk bagai bantal di ibukota yang enggan memberikan ruang bagi gunting rumput dan air mataContinue reading “classical rhetoric for the modern student”
maksi
jadi mau makan apa, rawon, mandala, memandangi lalu lintas saja sambil meremas bantalan kursi? rawon mandala would be great, tapi apakah dunia sudah seadvanced itu? aku sudah lama tidak memperhatikan apa-apa, begitu pula rambutmu. apakah catokan yang lagi panas-panasnya masih sering menjatuhi betismu? jadi mau makan apa, belok kanan aja. high tea tak pernah terasaContinue reading “maksi”
menulis kembali
danau itu masih memantul di lampu lampu, begitu juga panty linemu, masih nyeplak di benakku. kau tak menyentuh ayam popmu, karena tomatnya kelewat asin, dan percakapan ini tidak sampai ke intinya. sungguh sebuah malam yang seharusnya sederhana, yoga kemudian mengisi perut, namun rongga rongga di antara kita rasanya makin kosong. apakah kamu masih menyimpan sikatContinue reading “menulis kembali”
triptych
temanku pergi meninggalkan sampah. suatu sore di tepi toba, lampu jalanan miring ke tanah, membuatku lupa tentang indomie terlalu matang di lantai atas. jika makan bawal bakar, lebih baik putuskan tali bambu pengikatnya dulu, karena low self-esteem sering mengantarkan kita ke tepi pantai tanpa memakai sendal. misteri siluman harimau atau perawan cina binal, bukan tidakContinue reading “triptych”
aku auto complete*
kalau sudah tiada baru terasa kumau cinta yesus selamanya mp3 tidak bisa ganti dp bbm android tak lagi sama aku (poem) dari pulau dan benua biar semua hilang aku (poem) luka di sini ungu berlari padamu vania larissa mp3 hingga akhir waktu chord bahasa indonesia yang munir dan rendra aku (poem) *gara-gara reblog dari lolipopsuper,Continue reading “aku auto complete*”
Contre Tarkovsky
buat Saut Situmorang aku duduk duduk di bar murahan di Kuta sore sore circa 2ribuberapa2? ketika Mlle Seconde Chance menyenggol bahuku waktu ia buru buru ke toilet setelah menyeruput lima porsi cairan biru bercahaya dan memamah tiap manisan ceri hijau yang bertengger di bibir gelasnya yang berbentuk seperti gitar Picabia aku jadi ingat sebarisContinue reading “Contre Tarkovsky”
Buta Kala
Siapkan telingamu, untuk tangis iriku usai film ini, bisikku padamu. Dan layarpun sudah lama dibuka, dan kotak putih di dinding berubah berwarna. Bising yang mendengung di telinga, seorang polisi berparas Sparta. Jika semua orang bersalah, untuk apa jijik pada darah? Dia Eros, semua orang adalah Erastes, apakah kau sepakat tentang itu? Dia Janus, dewa bermukaContinue reading “Buta Kala”
Cimetière du du du du
du du du du du du du du du du du du du du du du du semakin lama semakin susah menemuimu di antara segala macam hiper-keisengan kota ini bayangkan beratnya menahan godaan memesan moja whopper dan curly cries bayangkan susahnya tidak mencari-cari kelucuan pada baliho the kingdom denganContinue reading “Cimetière du du du du”