aku ingin sekali dimengerti namun yang bisa kulakukan hanya menyalakan lampu teras melambaikan tangan, kemudian sembunyi
Category Archives: Indonesian
dérangement
Malam ini semua sudah bobok Aku hanya ditemani lampu babi dan laptop yang telah kututup setengah jam. Yang lalu ingin tidur Tapi aku masih bermimpi tentang the mild hallucinations of poetry.
through the eye of terror
sore ini kau siapkan pesta perpisahan rumah putih di pojok jalan karton-karton bir lilin-lilin dalam cawan keharuan yang dipaksakan musim gugur cukup hangat jumper kugantung di balik pintu di badanmu gaun hitam tipis bertali sepatu apa kau sengaja? “kurus sekali kau sekarang ada rongga di pipimu.” belum waktunya berangkat dan kita tenggelam dalam tawa oprah,Continue reading “through the eye of terror”
jurnal perempuan
Bangkit dari tidur sejaman di bawah meja kantor, aku keluar ke Tebet yang cerah, langit tanpa awan, warna-warna yang rupawan. Hijau (kau tentu tahu apa yang), coklat, merah, biru, kuning bakwan. Bola oranye sempurna di kejauhan. Beberapa bulan yang lalu di sebuah siaran radio, pada sore yang mirip, seseorang dari Badan Metereologi dan Geofisika menjelaskan,Continue reading “jurnal perempuan”
mengambang
after afrizal malna dong Kita akhiri hari di kamar mandi umum dong. Lihat deh lantainya yang kesat. Kamu suka dong debu dan daun pohon gum? Pegangin sabun untukku dong. Biarin plis ujung telunjukku menyapu bulu-bulu halus di atas bibirmu. Aku ingin melakukan semuanya dalam diam dong. Aku tidak suka suara pintu lepas dari engsel plis. Aku tidak suka kucuran airContinue reading “mengambang”
godila
Kau buka pintu dengan bahu dan setumpuk map di pelukan «Hai, tempat ini lucu» «Ya, sayang sekarang kau baru datang.» Aku memesan cappuccino sepuluh ribu dan kau teh mint, empat tumpuk sandwich dengan keju, kemudian «Bagaimana, how are you?» «Mereka masih mengupdate berita tentang dia, terakhir, she’s pregnant, dan benua itu masih developing saja. Kamu?»Continue reading “godila”
Pentas Tahun Kapan
Seorang pangeran memecahkan simbol cintanya di sebuah kuil penuh penyamun Seekor macan tuli menikmati kiamat yang makin bising Sementara bocah bocah berlari lari mengejar matari dipandu suara dalam kepala yang tak pernah mereka mengerti Suatu saat pasukan katak akan terjun dari langit Dalam sebuah kitab non-fiksi sastrawi yang membuat penyair gagal ereksi Sementara pahlawan pahlawanContinue reading “Pentas Tahun Kapan”
arkipel
kadang aku bingung seperti apa JKT dan kapan SKRG? kadang aku masih mencoret-coret gambar sebuah bar, bus yang penuh, punggung yang linu, atau manusia terigu di sebuah kamar kos. masuklah, seperti set film wong kar-wai, ya? ingat waktu itu aku memecahkan gelas di after party award sastra yang katanya tak akan ada lagi itu? mungkin kau tak datang, entahlah. separate the wheat from the chaff! yang ada di siniContinue reading “arkipel”
mammaries
aku merasa terbebani dengan tempat tinggalku. temanku di tempat kerja pernah tinggal di delhi. ia membawa-bawa kenangan tentang masa itu seperti malas mencari simile. aku pernah tinggal di boyce st. di sebuah basement rumah sandstone yang menempel di dinding tebing di atas sebuah pacuan kereta kuda. setiap pagi aku dibangunkan oleh taktiktuktiktaktiktuk swara sepatu kudaContinue reading “mammaries”
Tegunk
Kerja intelektual menggoreng pisang: seperti memesan iced chocolate dalam tetekmu. Aku tidak pernah bisa merasakan, sendal menggantung dari tali rafia di pohon jati tempat ojex mangkal. Tidak bisa teler kemudian menulis puisi. Maupun bertemu brondong kemudian coli. Begitu banyak sop aneka juice campur. Menenun benang wol di boncengan paman. Bagaimana mentransfer tubuh ke dalam tulisan?Continue reading “Tegunk”