kelelahan cuma buat menunda waktu untuk mengakui kekalahan
seperti payung dibentangkan untuk melindungi punggung yang terlanjur basah
sosokmu melintasi kuburan di bawah awan yang menggerayang
kesedihan père lachaise yang membusuk di petamburan
tidak ada lagi jalan, hanya badan badan yang ditumpuk bagai bantal
di ibukota yang enggan memberikan ruang bagi gunting rumput dan air mata
kuhargai perjuanganmu mengutamakan sopan santun
di atas dendam kesumat yang menghangatkan tubuhmu dalam hujan