tak ada tamat*

“Kamu seharusnya menyadari itu sebelum kamu melompat ke ranjang sekretarismu!”

“Ya sudah, kita mencari uang dengan jalan lain.”

Bagaimana kejadiannya sampai dia bisa kehilangan semua itu?

Kalau sudah berpikir begini, ingin rasanya dia segera mengakhiri perselingkuhannya dan kembali menjadi suami dan ayah yang baik.

“Untuk apa aku harus meras otak mencoba membaca pikiran orang.”

“Izinkan aku menghilangkan pusing itu.”

Berendam merupakan caranya melepaskan segala ketegangan.

“Ceritamu bagus kok, lanjutkan saja.”

“Aku belum bisa sekarang.”

Mungkin hari ini mereka akan terlambat makan siang.

<span style="font-style: italic;
“>*semua teks dari S. Mara Gd, Misteri Perkawinan Maut<span style="font-style: italic;
“>, setiap baris harus kalimat lengkap.

4 thoughts on “tak ada tamat*

  1. wah, ini kritik atas prosa yang bahasanya nggak membumi ya mas? yang bahasanya terlalu manuuuuuut sama bahasa indonesia yang baik dan benar wal sangkil dan mangkus (yang mestinya hanya boleh dipakai untuk akad jual beli, kredit, kontrak, dan penulisan AD/ART ya?

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: