suatu malam, kulihat kau menenun matahari
tidak ada yang tahu, di balik air laut yang pelangi
ada rompi penyelamat yang kempes. oh, lupakan
katamu, sambil memilin gelang gelang bambu
di dalam sebuah puisi ashbery, bisa ada sebuah mall
dan kaleng pomade yang memancarkan cahaya kota
namun di dalam koneksi kita yang sebatas sinyal wi-fi
hanya ada keinginan untuk mendekat yang makin lama makin pudar
balikkanlah waktu ke siang itu, pada puisi yang menggantung dari daun pohon kamboja
dan kolam renang yang mereduksi warna langit
apakah kita masih berdiri bersandingan di sana
mengayunkan tangan perlahan pada udara yang memisahkan kita berdua