aku tidak bisa menulis dalam bahasa indonesia karena.
sore ini aku dan zakarta menonton sebuah film tentang papua dan lanskap geometris pikiranku yang berbanding terbalik dengan sinergi kepalsuan dan kebimbangan zakarta.
aku dan zakarta berjalan dalam naungan payung esprit menuju kehangatan yang dipaksakan di lobby eks-eks-wan.
aku dan zakarta senang menemukan blog yang puitis tanpa membuat merapal: aku ini binatang cyin aku ini binatang cyin.
aku dan zakarta teringat akan mbak twosmokingbarrrels sebelum hatinya terbelah dua dan di antara kedua pecahannya sekarang ada pohon oak yang malas tumbuh meranggas.
kata orang aku dan zakarta dan kami semua manusia urban borjuis, nggragas.
sungguh aku dan zakarta ingin seperti dia, dia, dan dia, yang setia menunggu kopaja ac di tepi pantai lasiana.
aku dan zakarta sungguh suka menulis tanpa spasi karena dengan begini memberi kami ilusi tentang depth, dan pake ati.
aku dan zakarta suka waiting for mimpi, tentang kardus-kardus mie sedaaap yang prosais.
sudah lama tidak ada waktu untuk puisi yang memerlukan kedalaman, jelasku dan zakarta kepada jilbabnya yang terlalu sadis.
aku dan zakarta menganggap semua ini hanyalah sebuah latihan untuk melemaskan kembali jari-jemari, dalam usaha membebaskan otak kanan yang ingin ke kiri, dan bahasa indonesia yang tak lagi ingin berlari.