kadang ada siang waktu moodnya tak lagi lorrie maupun vollmann. maupun lorrie vollmann. hanya lagu kawinan, kipas kayu yang berbau menyan. tentu saja tak bisa mengusir panas di pantat yang berkeringat dari jarik yang terlalu ketat. dan selalu selalu selalu kalau melankolia ini sudah sedemikian parahnya dia membayangkan kawinan itu adalah kawinannya, dengan seorang sahabat yang sama-sama hanya menganggap semua ini adalah permainan yang tidak bisa tidak diledakkan. mereka akan sama sama duduk di kursi hadirin, keras, merah, melihat ke mata masing masing yang lelah, keringat di sela sela sinomnya yang merimba, di ujung hidungnya yang terlalu lebar, dan tidak tertawa. tidak pula sedih. saling mengerti saja. hidup ini susah dan kita tak mau apa-apa. hanya sebuah permainan yang meledak sebentar, salaman yang hambar, cium pipi kiri kanan, kewajiban yang menyenangkan. toh besok mereka hanya akan nongkrong di kamar, memandang selèpan yang seperti danau garam, dengan bau kenangan yang melaju bersama truk truk dyna di depan.