Baby, you’re gonna miss that plane.

I know.

Dan banyak orang tak melihat

ia meraba cincin kawin dengan ujung ibu jari.

Di luar jalan batu menunggu.

Katedral beku.

Orang berbicara dengan tangan

dan mulut bisu,

Mademoiselle telah mencat lagi palang merah Le Café Pure.

Waktu itu kau berkata, tak mungkin arus Seine berbalik arah.

Seperti cinta mereka?

Ya.

Tapi aku hanya sibuk tersenyum

pada matahari yang hilang di balik Pont Neuf.

Kau tak berhati, katamu.

Ya.

Sembilan tahun lagi yang tersisa mungkin hanya kwaci

di kotak rokok besi, batik Bali di atas lututmu,

dan rokok basi yang kau hidupkan lagi. Mungkin percakapan jam empat pagi.

Mungkin juga tak akan ada yang tersisa.

Karena tak pernah ada yang terjadi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: